Jumat, 13 Januari 2012

Ungkapan Gadis Rembulan


Untaian kata ini mungkin hanyalah sampah
Namun begitu juga dengan berbagai nasehatmu
Tuan dari segala petuah
Unggulkah dirimu?
Kalaupun ya, mungkin aku tlah runtuh

                Sumber dari segala keangkuhanku
                Adalah dirimu
                Nuansa kebencian yang lalu
                Gagal kujadikan semu

                                Mungkinkah diriku iblis?
                                Empatiku mungkin memang tlah habis
                                Namun aku tak pantas kau sebut najis
                                Tak kan pernah kuijinkan pun kau berdesis
                                Aku bertekat walau hatiku miris
                                Rangkaian harapku takkan pernah habis

Y
a  Tuhan, dapatkah aku Kau hibur?
Aku hanya gadis rembulan yang tak pernah tidur
Namun iri pada matahari yang tak pernah mundur
Gunung kebaikanku mungkin tlah berjamur

                                                Lebihkan cahayaku Tuhan
                                                Emaskah juga dia bagi-Mu Tuhan?
                                                Biarkanlah ia merasakan yang kurasakan
                                                Indahkan sekali saja jalanku Tuhan
                                                Hilangkanlah dengki ku yang mendalam

Terlambatkah aku tuk bertobat?
Eranganku Kau dengarkah?
Rinduku hanya pada dia sang sahabat
Aku dan dia bersama-sama cerah
Namun mungkin cahyaku berkarat
Gagallah aku menjadi cerah.....

SAJAK TUA


                Saat aku mulai tua
                   Aku tak mampu lagi bekerja ekstra
                   Ataupun minum soda
                   Tapi aku masih punya cinta
Aku sekarang benar-benar tua
Ku mulai khawatir kan tidur di keranda
Usia ku kini lebih dari senja
                   Mungkin tubuhku memang renta
                   Untuk merengkuh hidup mereka
                   Luapan cintaku saja yang tersisa
                   Aku hanya bisa berdoa
                   Indahkan sisa waktu yang ada
Tuhan lancarkanlah semua
Untuk mereka semata
Anak-anakku tercinta

AKU & HUJAN


AKU & HUJAN

            Bilamana senja jingga mengulum senyum salam
            Inginkan Sang Surya segera menyerahkan takhtanya pada Dewi Malam
            Lalu jingga akan berganti dengan hitam
            Aku masih tetap disini, diam.........


Hingga  awan hitam itu mulai berarak
Ungkapkan batinku yang berteriak
Juntaian kata yg mungkin buatmu terhenyak
Apakah itu terlalu banyak?
Nuansa kecewa yang terlalu marak


            Butir-butir air langit pun tak terbendung lagi
            Awan itu menjatuhkannya kini
            Walaupun kusadari semua ini
            Aku tetap diam sendiri, disini.....


Pintu kesadaranku tak segera terbuka
Aku masih termenung tanpa daya
Ya, sekali lagi ku meneteskan air mata
Untuk kesekian kalinya aku merasa tak sempurna
Namun baru kini kelopak mataku terbuka
Gambaran itu kini sudah tak tersisa

            Langkahku mulai berjalan maju
            Air mataku luruh bersama hujan yang menderu
            Hujan terimakasih kuucapkan padamu
            Hariku tak lagi menjadi semu

Puisi menyentuh


PUISI ANAK PINGGIRAN

Inilah sebuah puisi kawan
Tentang hidup mereka yang kelam
Karena figar yang tak rupawan
Kisah hidup yang asam
Oleh cambukkan alam perkotaan
Kami di sini mencari sebuah nasi
Sesuap nasi ,untuk menyambung hidup kami
Walau kami juga punya mimpi
Tapi saat ini,
Mimpi itu memang hanya menjadi sebuah mimpi
Yang jauh dibalik langit imajinasi
Namun aku  takkan pernah berhenti
Untuk mengejar mimpi itu
Sekuat tenaga raga ini
Tak henti mengejar keinginan kalbu     
Variasi mozaik hidup yang indah        
Enggan datang dengan mudah
Rongsokan dan sampah
Orang bilang “Buang sajalah!”
Namun dengan ikhlas kami ambil sebagai nafkah
Indahnya ijazah pun harus kami dapat dengan susah payah
Cari ilmu terus, walau sampai lemah
Andai semua bisa menjadi lebih mudah
Bila aku bersinar nanti
Enggan ku lupakan tempat gelap ini
Lalu lalang manusia yang menjadi santapan sehari-hari
Lampu-lampu jalan yang redup ini
Akan selalu tersimpan dalam memori
Pulang dan berjalan di pinggiran ,aku sudah lelah     
Ungkapan hatiku adalah ingin bersumpah 
Rangkaian mimpiku kan menjadi indah
Nasib kita kan berubah
Apabila kita brjalan di tengah
Mengin jak karpet merah yang indah                     
                         Aku dan kamu menyongsong hari yang cerah